Senin, 22 April 2019

Menikmati Sakura di seputar Meguro - Trip ke Jepang 2019

22 April 2019

Assalamualaikuum,
Haloo semuaa.. apa kabar..?
Alhamdulillah blog ini masih ada, kirain udah dieliminasi Google saking jarang diapa-apain..:D
So,,Awal bulan ini saya abis pergi. Trip yang sangat mendadak, baru diputuskan pergi 3 minggu sebelum hari H, membuatnya menjadi trip dengan persiapan paling drama sepanjang sejarah per-ngetrip-an saya.
Saya ke Jepang, tapi bukan untuk jalan-jalan. Ada misi yang membawa saya ke Tokyo, tapi keputusan pergi hanya H-3 minggu di musim semi membuat saya cukup kelimpungan mencari penginapan yang sesuai budget. Kalau mau pergi saat spring memang sebaiknya direncanakan jauh-jauh hari karena ini peak season dan semua harga biasanya naik. Harga tiket saya berdua suami saja sudah membuat miris, padahal cuma naik AA hahaha. Qadarullah Allah gerakkan hati junior saya @faraputra yang saat ini tinggal di Tokyo untuk menawarkan kami menginap di apato-nya, Alhamdulillah. I'm forever grateful.
Apato Fara terletak persis di depan Meguro River, yang sepanjang sisinya ditumbuhi pohon sakura yang bermekaran di musim semi. Saat dulu pertama datang ke Tokyo saya sudah tahu bahwa salah satu spot menikmati sakura adalah daerah ini tapi saat itu kami tidak ke sini.. So kali ini saya puas banget, secara yahh buka pintu apato dan melongok ke bawah tuh langsung disuguhi pemandangan sakuraa semuaa..
Jadi, bagi yang ingin mengunjungi Tokyo saat spring, boleh juga menjadikan daerah Meguro sebagai salah satu alternatif saat mencari penginapan.

Why? I tell you why. Daerah ini dilewati jalur kereta Yamanote Line, yang menghubungkan daerah-daerah ngehits di Tokyo. Sebagai gambaran, ada dua stasiun terdekat dari apato Fara yaitu stasiun Ebisu dan Meguro. Dekat di sini standarnya orang Jepang ya, karena kami harus jalan 1-1.5 km ke kedua stasiun tersebut HAHAHA. Setelah stasiun Ebisu, stasiun berikutnya adalah Shibuya, selanjutnya Harajuku, lalu Shinjuku. Kenapa ga sekalian aja pilih penginapan di Shinjuku atau Shibuya? Ya bisa aja sih tapi di Meguro ini kayaknya less touristy dan lebih nyaman aja daerahnya.


Foto ini diambil dari jembatan Meguro. Sisi lain dari sungai ini menyempit, sehingga pohon sakura sisi kanan dan kiri seolah-olah menyatu membentuk tunnel. So lovely

Oya kemarin kami sempat ikut piknik ke Shinjuku Gyoen Park, bareng sama rombongan dari Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), sekolah anaknya Fara. Tradisi orang Jepang saat musim semi adalah piknik di bawah pohon sakura, jadi taman-taman pasti ramai.

Rombongan SRIT piknik di bawah pohon sakura. Pada gelar tikar dan bawa bekal yang dimakan ramai-ramai. Pastinya setelah itu ga ada sampah yang dibuang sembarangan..


Walaupun sudah melewati masa full bloom, saat kami datang masih banyak sakura yang mekar dengan cantiknya, karena mekarnya tidak berbarengan. We really had a great time here.
Rata-rata public park di Jepang sangat rapi bersih dan cantik. Ada yang free dan ada yang bayar. Shinjuku Gyoen ini ada admission fee sebesar 500 yen/adult. 

Satu yang saya amati, makanan halal di Jepang saat ini sudah mulai semakin banyak. Seperti di daerah Shinjuku, misalnya. Ada ramen, atau makanan Asia dan Timur Tengah. Tapi harus cek di Google ya jam bukanya jam berapa. Ada restoran yang buka hanya beberapa jam saat makan siang, jam 3 siang tutup lalu buka lagi sore atau malam untuk dinner. Seperti ramen Ouka yang tinggal jalan kaki dari Shinjuku Park, saat kami ke sana sedang tutup. Tapi tidak jauh dari Ouka ada restoran oriental yang memajang tulisan Halal jadi kami makan di situ.  Kami juga sempat makan di Ramen Honolu yang letaknya sangat dekat dari stasiun Ebisu, ramen ini sekarang juga sudah buka cabang di Jakarta. Menurut selera kami, ramen ini lebih enak daripada Naritaya, yang merupakan ramen halal juga. Naritaya di Tokyo ada di daerah Asakusa, di Kyoto juga ada.

Selain makanan halal, daerah ini juga cukup nyaman utk kita yg Muslim karena ada dua masjid di sekitaran daerah ini. Satu di SRIT, dan satu lagi Tokyo Camii tempat Princess Syahrini ijab qabul itu loh :D... Belum lagi tempat solat kecil, seperti musola begitu, di mall juga sudah mulai adaa.. Kami sempat solat di pojokan kecil yang dijadikan musola, di salah satu lantai pertokoan Laox di Shinjuku, layak dan juga disediakan mukena. Teman juga sempat sharing di salah satu mall di Ginza serta di Disneyland juga sudah disediakan private room untuk ibadah. Alhamdulillah.
Lalu untuk coffee enthusiast (seperti kami) juga hepi banget tinggal di Meguro karena ada beberapa coffee shops yang wajib kunjung. Tapi karena so little time so much to do, kami hanya sempat ke Onibus, dan Starbucks.
Starbucks? Di kita mah juga banyak..!
Bentar bentar... Starbucks di Meguro ini lain dari yang lain bro.. And i'm not even a starbucks fan, but this place really worth to visit! Starbucks Reserve Roastery di dunia hanya ada lima, di Seattle, Shanghai, Milan, NYC, dan yang di Nakameguro ini adalah the world largest! Bangunan yang terdiri dari empat lantai ini baru buka Februari lalu dan literally sensational, baik dalam maupun luarnya. Plus letaknya persis di seberang Meguro river..Jadi saat musim semi pemandangannya luar biasa cantik. Ada berbagai pilihan biji kopi, dengan metode seduh mulai dari espresso based hingga manual brew, juga berbagai jenis teh dan minuman beralkohol serta cakes dan pastries. Wajar sih kalau jumlah pengunjungnya cukup fantastis sampe ngantri-ngantri udah kayak antrian wahana Universal Studio. Tapi sistem antriannya di sini pengunjung dapat mengambil nomor antrian jadi ga ngantri di depan pintu masuknya, gitu. Untungnya saat kami ke sana saat hujan, weekdays dan masih cukup pagi, jadi agak sepi dan kami tidak perlu mengambil nomor antrian, cuma mengantri sebentar. Baca ulasannya di sini.

Onibus Coffee, tempatnya cuma sebegininya tapi ramai pengunjungnya.


Lantai 2 Onibus Coffee, kecil tapi asik.. Kopinya yang enak dan tempatnya yg instagrammable membuat tempat ini rame juga dan sy perhatikan selama kami duduk di sini sekitar 1 jam yang datang selain lokal kebanyakan turis, ada orang kita, orang Korea, Cina, dan semuanya foto-foto 😁..
Asli deh, ni Starbucks Reserve Roastery keren banget!


Kepergian kali ini kami hanya ke Tokyo dan pulang melalui Kansai Airport di Osaka, jadi jelas kami tidak perlu membeli kartu JR Pass. Tidak menguntungkan karena ga bisa maksimal juga pemakaiannya. Awalnya kami sempat berencana beli kartu JR Tokyo Wide Pass. Sebetulnya sangat lumayan karena bisa bebas dipakai di semua jalur JR lines di Tokyo maupun daerah sekitar Tokyo seperti Gala Yuzawa buat main salju, atau ke Kawaguchiko jika ingin melihat gunung Fuji. Tapi akhirnya ga jadi beli juga sih, karena tujuan utama pergi kali ini memang bukan untuk jalan-jalan. Jadi kemana-mana kami beli tiket di ticketing machine aja. Mungkin kalau  mau lebih praktis  mendingan beli kartu  Suica atau sejenisnya.  Ke Osaka naik apa dong? Naik bis malam :)).. Bus terminal ada di Shinjuku, sampai di Osaka pagi hari di Osaka Station.


Budget yang terbatas bukan berarti ga bisa have fun ya kan. Beruntung Fara punya sepeda, yang bisa kami pakai keliling-keliling. Memang sudah jadi angan-angan kalau balik ke Jepang pingin banget sepedahan karena di sini tuh memang kondusif banget. Jangan kaget liat perempuan trendy besepatu hak tinggi dan runcing kemana-mana naik sepeda. Momen gowes ini malah jadi yang berkesan banget buat kami biarpun cuma beberapa jam saja. 

Jalan menuju apato, di sisi Meguro River. Sepanjang jalan tumbuh pohon sakura. 😍

Okee segitu dulu cerita saya kali ini.. Alhamdulillah tiga kali ke negeri Sakura ga bikin saya bosan malah pingin balik lagi terus.. :)))
Pengalaman pertama pergi ke Jepang sudah pernah saya share, kalau ingin membacanya silakan klik di sini.
Jika ada yang ingin ditanyakan monggo silakan tinggalkan pesan di kolom komen.
Thank you for reading! :*