Minggu, 11 Januari 2015

Makan TIdur di Jepang

First post in 2015! :D
Wish you all a blessed and joyful year and ahead..:)

Jadi yaaah,,sejak balik dari Jepang bulan November 2014 kemarin, saya sudah cukup berhasil mempengaruhi beberapa teman sampai akhirnya mereka juga jadi pengeeen banget pergi ke Jepang..hahaa..

Tentunya yang jadi pertanyaan mereka kurang lebih seputar di sana nginep di mana? Trus makan mahal ya katanya? Orang-orangnya gimana? Ke sana pake travel agent apa?
Okeee ini dia ceritanya..

Untuk masalah ke sana pake travel agent apa, saya berangkat rame-rame berenam tanpa ikut travel agent manapun. Menurutku sih, pergi sendiri jauh lebih enak daripada ikut tur, meskipun mungkin ada aja orang yang berpikir kalo ikut tur kan enak ga usah mikir repot-repot. Semua sudah diaturin, kita tinggal duduk manis. Tapi justru di "repot-repot"nya itu lah letak seninya. Kita lebih bebas dan fleksibel menentukan waktu dan mau jalan-jalan kemana sesukanya, Plus jadi ada pengalaman berinteraksi sama orang asli sananya. Kalo naik tur kan kita tinggal naik turun bis wisata aja. Trus, kemana-mana naik apa? Silakan klik di sini untuk baca ceritaku tentang transportasi ke dan selama di Jepang, dan klik di sini tentang kesan saya terhadap keramahan orang-orang Jepang. :)

Kami berangkat dari KL tgl 10 November pagi dan tiba di Nagoya sore hari. Ternyata waktu Magribnya cepat sekali, jam 5 sore sudah gelap..Begitu landing rasanya terharu biru, ya Allah akhirnya sampai juga kami kemari..:") Proses imigrasi alhamdulillah berlangsung cepat dan lancar.
Muka capek tapi bahagia ^^v

Hotel yang kami pilih di Nagoya namanya Eco Hotel, posisinya ga jauh dari stasiun Nagoya. Sengaja kami pilih hotel dekat stasiun karena besok paginya kami menyambung perjalanan ke Tokyo dengan kereta Shinkansen. Hotel Eco ini sebetulnya memang dekat tapi kami sempat agak kesasar dikit, jadi jalan kaki yang seharusnya dekat jadi agak jauh. Sebetulnya agak mirip hostel, bedanya kita ga sekamar bareng sama orang lain hehehe. Kamarnya kecil banget, tempat tidurnya bunk bed, kamar mandi di luar (di basement sih lebih tepatnya) tapi toilet ada di setiap lantai dan bersih. Yah untuk menginap semalam jadilah, harga per malamnya juga murah.

Untuk penginapan di Tokyo kami memesan via situs Booking.com. Namanya hotel Flexstay Inn di daerah Higashi Jujo. Alasannya karena hotel ini dekat dengan stasiun yang dilewati JR lines (supaya bisa memaksimalkan penggunaan kartu JRP), meskipun sebetulnya daerah Higashi Jujo ini sudah termasuk suburban alias pinggiran.

Overall cukup memuaskan, ukuran kamar relatif kecil tapi masih jauh lebih luas daripada Eco Hotel Nagoya tadi, dan masih cukup lega untuk sholat. Di dalam kamar ada semacam dapur mini dilengkapi cangkir, kompor listrik dan ketel, jadi bisa masak mi instan atau rebus telur :D. Di lobi hotel disediakan microwave, bisa dipakai untuk memanaskan makanan siap saji yang banyak dijual di Sevel seberang hotel. 

Nah menurutku yang paling epic adalah akomodasi kami di Osaka. Kami menginap selama 4D3N di apartemen yang dipesan oleh temanku Vhya melalui airbnb.com. Apato kami terdiri dari dua kamar, tiap kamar ada 2 tempat tidur. Karena kami berenam jadi ada 2 tempat tidur tambahan di ruang tengah, tapi untungnya apartemennya cukup luas jadi ga terasa terlalu sesak. Pemiliknya baik dan helpful juga. Bagian terbaik dari menginap di apato adalah kita betul-betul seperti tinggal di rumah sendiri, bahkan mungkin lebih lengkap ini!

Di apato kami semuanya sudah tersedia mulai dari printilan alat masak dan perlengkapan kamar mandi seperti handuk, sabun, sikat gigi, shampoo dll, hingga alat elektronik seperti mesin cuci, oven, dan juga microwave. Oh, dan satu lagi best part nya adalah, di  lantai paling bawah gedung apartemen kami ada supermarket dooong, dan bisa dibilang lengkap. Kelemahannya cuma satu, akses menuju ke sana yang agak repot karena kami harus berganti-ganti kereta plus subway. Dari exit di stasiun subway ke apato jalannya pun cukup jauh. Kebayang kan pas pertama kali tiba harus geret-geret koper segede gaban. Tapi kalo sudah terbiasa sih ya ga begitu kerasa lagi jauhnya. 

Hmmm, soal hotel sudah cukup panjang lebar ya..Soal makan gimana?

Sebelum pergi kami baca-baca pengalaman orang yang bilang biaya hidup di Jepang mahal, termasuk biaya makan. Jadilah kami mempersiapkan diri, dari rumah bawa bekal beberapa bungkus mi instan, masing-masing bawa rendang, teri kacang, pokonya apa pun makanan kering ga cepat basi yang bisa dibawa. Dan ternyata cara ini memang terbukti cukup jitu untuk menghemat, paling ga untuk sarapan. Kalo duit ga jadi masalah sih yaa tiap mau makan tinggal masuk resto aja, beres :D
Menurut pengamatan selama di sana, di setiap cabang convinient store (convini) macam Sevel, Family Mart, Bel Mart dan sejenisnya dijual makanan siap saji seperti onigiri, bento, salad, dll. Inilah penyelamat buat yang lapar tapi mikir-mikir kalo mesti masuk restoran. Makanya menurut kami, salah satu tips menghemat budget jalan-jalan di Jepang adalah beli makan di convini, jangan setiap kali makan di restoran.
Pertama nemu onigiri kami excited banget, dan kami jadi sering beli onigiri yang isinya salmon. Lama-lama jadi eneg sendiri hahaha..Oya sedikit tips, kalo mau makan onigiri lebih enak, kemana-mana bawalah soyu (soy sauce kikko man yang biasa jadi pelengkap sushi/sashimi) dan wasabi. Soalnya onigiri tuh bener-bener cuma nasi kepal, dan isi di tengahnya (misal salmon) kadang cuma seiprit dan bisa dibilang ga ada rasanya. *apalagi kalo dibandingin nasi padang yaa hahaha...Jangan lupa, soyu ada yang mengandung mirin jadi lebih baik belinya di Indonesia aja kan ada keterangan bahannya tuh. Kalo kemasan yang asli Jepang ribet juga kan tulisan Jepang semua. Wasabi paste bisa beli di Daiso (minimarket Jepang satu harga all 108yen). Oya di convini biasanya juga menjual nasi putih yang tinggal dipanaskan di microwave. Sungguh lumayan untuk sarapan, pakai lauk rendang.. :D
Tapi sebenernya kalo dilihat-lihat lagi, makan di Jepang dibilang mahal tuh ga juga deh. Di Jakarta kan sekarang rata-rata resto/kafe sekali makan kisaran harganya minimal 50-100 ribu. Malah yang lebih mahal juga banyak. Ya sama aja di Jepang ga jauh beda. Kami makan di Yoshinoya sekali makan sekitar Rp 50.000.
Sebelum pesan heboh tanya-tanya mana menu no pork sama waiter yg sulit bicara bahasa inggris, semoga ini beneran aman >_<

Intinya sih tergantung makan apa dan belinya di mana. Malah menurutku di Singapore tuh yang apa-apa mahal. 

Nah untuk penginapan juga sebaiknya pilih yang lokasinya berdekatan dengan convini. Jadi bisa beli sarapan dan makan malam di sana aja. Kalau mau lebih maksimal lagi, cari penginapan yang lokasinya berdekatan dengan supermarket. Ya kayak apato kami lah, jadi bisa beli bahan mentahnya di supermarket terus masak deh di dapur apato. Selain kemungkinan besar lebih murah, kita juga bisa agak lebih tenang ga terlalu khawatir soal kehalalan makanan. Tinggal pilih berbagai ikan yang ada di supermarket, yang pastinya ikan di sana seger banget. Pencinta salmon pasti bahagiaaaa banget deh..:)))
Salmon ini harganya 250 yen. Kalikan 110, bandingkan dengan harga dan ukuran sashimi di Sushi Tei, dan lihat kesegarannya..*glek jadi pingin lagi kaaan :"(

Supermarket di gedung apato kami namanya Kohyo Supermarket, jam operasionalnya juga oke banget...Buka jam 8 pagi tutup jam 12 malam! Cukup luar biasa dan sangat membantu, karena kalo lagi jalan-jalan kami cukup sering skip makan malam jadi pulang dalam keadaan lapaar.  Di malam terakhir kami menginap, kami tiba di apato sekitar jam 11 malam setelah seharian keliling Kyoto. Karena laper banget jadilah kami belanja sayur, bakso ikan, kepiting (murah, serius! tapi lupa persisnya berapa, hehehe), untuk dibikin shabu-shabu. Nikmatnya beeeuuuh..*lap iler :)))
In front of Kohyo Supermarket..Jualan bunga segala lohh..Apato kami ada di lantai 3 gedung ini. 

Saya dan suami pulang lebih awal sementara teman-teman masih menginap di Osaka 1-2 hari tapi pindah ke hotel Shin Imamiya. Lokasinya betul-betul dekat dengan stasiun dan kira-kira 100m dari situ juga ada supermarket yang ternyata lebih fantastis daripada Kohyo! Mengingat di hotel ga mungkin masak-masak maka pilihan jatuh ke makanan jadi dan ini banyak banget dijual di supermarket dekat hotel Shin Imamiya tadi..Pilihannya banyak, dan harganya sangat terjangkau!
Makanan siap saji di supermarket dekat hotel Shin Imamiya, Osaka (pic by Vhya)


Itu lah tadi ceritaku berbagi pengalaman selama 7 hari jalan-jalan di Jepang. Orang yang sudah pernah pergi ke sana pasti punya cerita dan pengalaman masing-masing yaa,,monggo kalau mau dibagi juga dengan pembaca di kolom komen ;)

Terima kasih sudah mampir dan baca blog saya..!
Next saya akan berbagi pengalaman tentang tempat-tempat yang saya kunjungi selama di Jepang.
Arigato gozaimasu...:)