Kamis, 04 April 2013

A Memoir of KL

Sekarang jam 11 malam. Sebentar lagi tengah malam, dan hari pun berganti. Tanggal 5 bulan April!  Hari yang paling istimewa buat saya hihihi...Tapi besok malah mau ditinggal suami pergi, outing kantor ke KL..hiks
Sebetulnya tadinya aku mau ikut. Tapi minggu depan aku ada seminar di Aceh dan suami insya Allah bakal ikut menyusul karena kami pingin merasakan sensasi snorkeling di Sabang. Jadi supaya tabungan ga jebol, dan kami pun sudah pernah ke KL Maret 2012 lalu, akhirnya aku memutuskan ga usah ikut. Ulang tahun sendirian is okay lah, nanti aja late celebration di Sabang :D.
Ternyata sudah satu tahun berlalu sejak kami pergi ke KL. Walaupun hitungannya ini adalah a long overdue post, aku pingin cerita sedikit ah sebelum ingatan betul-betul memudar :D Lagipula belum bisa tidur juga. Dan suami masih asik siap-siap barang yang mau dibawa besok.

Jadi awalnya, suami menolak diajak jalan-jalan ke KL. Katanya, "Ngapain? Paling-paling sama aja kayak Jakarta." Tapi akhirnya setelah segala bujuk rayu akhirnya dia luluh juga. Plus, dari Palembang ada direct flight ke KL, dan kami dapat tiket murah, yeay! Jadilah aku, suami dan 2 orang teman kantornya *Bagja dan Liya* berangkat naik Air Asia.
Di Kuala Lumpur ada 2 airport, KLIA dan LCCT. Karena naik AirAsia, kami tiba di LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Dari tempat "parkir" pesawat ke terminal building jalan kaki, dan jalannya jauuh..! Ga seperti bandara kita, kalau pesawat parkirnya jauh ya kita diantar naik bis. Begitu sampai di terminal building kami ganti sim card, beli Digi dan menurutku sih cukup oke lah. Kalau bandaranya not impressive, ga jauh berbeda sama Soetta.
LCCT

Dari bandara LCCT kami naik "bas" yang akan membawa kami ke halte di dekat bas stesyen Pudu..Harga tiketnya RM 8/orang.  Nanti dari situ tinggal jalan kaki sedikit ke hotel tempat kami menginap, Arenaa Mountbatten. Thanks to @hilalliyah yang sudah mencarikan hotel yang cukup strategis ini, via Agoda.

Kalau ga salah, ini bis yang membawa kami ke Pudu Sentral bus station
Sampai hotel sudah mau maghrib, dan KL ternyata ada macetnya juga ya walaupun ga separah di Jakarta..

Bagja, in front of our hotel
Asiknya disini, kamarnya ada yang berisi 2 bunker bed, jadi kami sekamar berempat, hemat! Kan ceritanya travel with low budget hehehe...Lupa foto kamarnya, tapi kalau dilihat di Agoda ada kok fotonya. Dari hotel mau kemana-mana juga relatif mudah karena kalau mau naik LRT (semacam MRT di Singapura) stasiun Masjid Jamek paling-paling hanya butuh jalan kaki 5-10 menit. Mau ke Petaling Street (China Town) juga bisa jalan kaki. Setelah koper dan tas tersimpan rapi di kamar, kami pun keluar lagi, pingin jalan-jalan exploring KL. Tujuan pertama, cari makan!
Kalau sudah biasa/pernah naik MRT di Singapura aku rasa sih akan lebih mudah kalau mau naik LRT karena prosedurnya mirip. Kalaupun bingung, di sana akan ada "Pejabat Khidmat Pelanggan" alias customer service office. Biayanya tergantung tujuan, kalau ga salah paling mahal 2.90 RM.
Kami putuskan untuk cari makan ke daerah Bukit Bintang aja, tapi sayangnya mungkin informasi yang kami dapat kurang oke. Kami naik LRT dari Stasiun Jamek, turun ntah dimana *lupa* dan dari stasiun itu kami harus jalan kaki yang lumayan jauh, baru sampai di Bukit Bintang. Padahal kalau kami naik monorail, turunnya persis di pangkal Bukit Bintang...Duh..
-_-"
Mesin penjual tiket otomatis, yang ini di Masjid Jamek Stesyen :D
Bukit Bintang at night.
Ga jauh dari stasiun monorail Bukit Bintang kami lihat orang mengantri dan ramai di sekitar outlet yang tampak menarik. Rupanya jualan eskrim! Penasaran, aku dan Liya pun ikut antri..Katanya sih ini eskrim asli Turki, dengan cara pembuatan yang khas dan dibuat oleh orang Turki asli. Ganteng-ganteng deh hahaha..
 
Mado Ice Cream, Bukit Bintang
Bukit Bintang ini pusatnya perbelanjaan dan hiburan di KL. Sepanjang jalan ada mal, restoran, mulai dari yang mewah sampai kaki lima. Belok ke Jalan Alor, isinya tempat makan semuaa...
Add caption
Mostly hawker food sih alias makanan pinggir jalan, dan didominasi chinese food tampaknya. Kami makan di restoran Thailand yang para pelayannya asli impor dari sana, dan Tomyam-nya sungguh enaak! Harganya juga relatif murah, sekitar Rp 25.000,- Sayang lupa nama restorannya apa..
Habis makan, yang tadinya sudah loyo jadi lumayan semangat lagi. Dan kami pun menuju Menara Petronas, naik apaa...? Jalan kaki lagiii...*pingsan*
Sebenarnya ini judulnya iseng yang kebangetan ya, karena ternyata jalan kakinya jauhh..! Sudah berapa kilometer kami berjalan kaki hari itu, entahlah.. Yang pasti kaki pegal-betis tegang-badan sumuk dan bete deh..Tapi begitu sampai di Petronas suasana hati jadi happy lagi..Padahal cuma begitu aja sih..Walaupun sudah hampir tengah malam tapi masih ramai orang-orang yang nongkrong dan foto-foto.
Ga "aci" dong ke KL ga foto di Petronas hahahaha
Kami terpaksa kembali ke hotel naik taksi, karena sudah lewat tengah malam dan LRT sudah ga beroperasi lagi. Taksi di KL mobilnya rata-rata sudah tua, masih jauh lebih nyaman taksi di Jakarta. Tarifnya harus ditawar walaupun sebetulnya menggunakan argo.

Besok paginya kami jalan kaki ke Petaling Street, mau cari sarapan tapi ternyata masih pada tutup dan mayoritas jualannya non halal. Tahu-tahu kami ketemu gerobak pinggir jalan yang jualan nasi lemak, semacam nasi uduk gitu, dan ternyata si ibu penjualnya berasal dari Medan..:D Kalo soal rasa sih sebetulnya biasa aja tapi berhubung lapar jadi ya sudahlah.

Daerah pecinan
Walaupun kotanya modern, sebetulnya ada juga bagian-bagian yang terlihat agak "kumuh" di KL, dengan tembok yang dicorat-coret dan sampah di pinggir jalan. Kalau soal ketertiban dan kebersihan, masih kalah jauh lah sama Singapore, hehe..Tapi kita masih bisa nyaman banget jalan kaki di trotoarnya.

Kalau ada yang bilang KL itu sama aja kayak Jakarta, jalan-jalannya paling-paling ke mal doang, berarti orang itu mainnya hanya sekitar Bukit Bintang aja..Aku ga sependapat, karena ternyata KL ini cukup menarik kok buat dijelajahi. Plus, sarana transportasinya yang sudah jauh lebih maju ketimbang Jakarta, cukup reliable, comfortable, affordable. Daripada keliling ga jelas akhirnya kami naik Hop-On Hop-Off City Tour Bus, yang bisa jadi alternatif menarik untuk menjelajahi KL. Penumpang cukup bayar sekali, bisa naik turun di bus stop manapun yang sudah ditentukan sesuai rutenya.
Kalau ada tanda ini, berarti Hop-on Hop-Off Bus akan berhenti di halte ini.

Harga tiket untuk orang dewasa RM 38.00 yang valid untuk 24 jam ke depan. Yah, dipikir-pikir mahal juga sih, tapi untuk seru-seruan it's okay lah. :)
Dari beberapa Hop-On Hop-Off Bus yang kami tumpangi, cuma sekali ini dapet bis double decker dan bisa duduk di atas. Berasa turis banget!

Pemberhentian pertama kami adalah Istana Negara, tapi cerita selanjutnya menyusul deh, aku sudah ngantuk..! Eh, sudah jam berapa ini..? Sudah tanggal 5..! Happy Birthday to me...! \^^/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar