Jumat, 21 November 2014

Jalan-jalan di Jepang = mahal..? Ga juga!

Keinginanku untuk pergi jalan-jalan ke Jepang sudah ada sejak lama banget tapi selalu mundur teratur, karena dengar cerita-cerita orang bahwa di sana apa-apa mahal..Mikir juga, tabungan belum cukup lah, ntar di sana masa cuma makan angin? Masa lihat orang belanja kita cuma gigit jari?

Tapi yah, setelah dijalanin ternyata ga begitu begitu amat loh..Memang sih bener, transportasi mahal, barang printilan untuk oleh-oleh kayak gantungan kunci, magnet, dll mahal, (sengaja dijelasin biar pada maklum kalo ga kebagian oleh-oleh)....:))) Tapi sesungguhnya semua tergantung beli di mana. Orang pada bilang makan di Jepang mahal, tapi kalo mau menyiasati sebetulnya bisa kok menghemat budget. Tentunya ini kalau mau pergi ala backpacker dengan budget terbatas ya, yang penting perut kenyang dan bertenaga untuk pergi bertualang..Bukan mau makan enak terus di restoran..Hhehehehe..

Aku mau cerita dulu yah tentang awal mula trip ke Jepang 10-17 November kemarin.
Jadi suatu hari di bulan Juli lalu, Vhya sahabatku yang juga bercita-cita pergi ke Jepang lagi buka twitter.. Ada twit-nya @aMrazing yang ngeRT @flyingpromo..Di situ katanya lagi ada BIG promo Air Asia PP dari Kuala Lumpur ke Jepang cuma 1.5 juta ajah! Catet, 1.5 juta pulang pergi KL-Jepang loh yaa bukan sekali jalan.. Harga ini cukup fantastis, murah bangeet scara sebelumnya suka iseng browsing harga tiket PP ke Jepang dengan low cost carrier pun masih berkisar 4 jutaan...Langsunglah si Vhya kontak aku di whatsapp. Ga pake kelamaan mikir, siang itu chatting di WA, malamnya langsung beli! Hahahahha..
*oh iya 1.5jt PP td belum termasuk bagasi yah..*
Memang ga enaknya promo ini berangkatnya dari KL, tapi dari Palembang ada direct flight ke KL, dan harganya juga murah apalagi kalo dapat harga promo..Awalnya kita sempat ragu, bener ga nih si @flyingpromo, atau tiputipu nih kok bisa murah banget. Ternyata bener kok, aku sampai nelpon ke Call Center Air Asia buat memastikan kalau nama kami ada di list penumpang. Setelah menggalang massa jadilah kami pergi berenam: aku, suamiku +idrus maulana, Vhya @VIndahAulia dan Ridhwan suaminya,  Maya +damayanti wardasari , dan Deni @denidknee. Total tiket KL-Nagoya, Osaka-KL dengan PLM-KL PP sekitar 2.5juta per orang.. Urusan tiket lumayan banget kan tuhh,,
Okeh sekarang urusan transportasi, akomodasi, makan, dan uang saku untuk jajan.  

Aku harus berterima kasih dan angkat 4 jempol (kalo perlu angkat jempol orang sekelurahan) buat Vhya karena perannya yang sangat besar dalam trip kami kali ini. Bisa dibilang dialah yang paling banyak searching dan browsing mulai dari hotel, tempat tujuan wisata dan how to get there, dan membuat itinerary. Membuat itinerary ini sangat penting dan harus sangat mendetil sampai ke tiket masuk tempat wisata (jika ada) dan biaya transportasi dari satu tempat ke tempat lain supaya bisa dihitung pengeluaran per harinya. Selain itu bikin itin juga perlu untuk keperluan mengurus visa, tapi katanya sih 2015 sudah bebas visa ya ke Jepang..

Transportasi pilihan utama di Jepang adalah kereta. Kereta di Jepang dimiliki oleh beberapa perusahaan, salah satunya adalah Japan Railways (JR) yang cakupannya sangat luas ke seluruh negeri. Selain itu juga ada subway dan bus. Taksi ga masuk hitungan karena luar biasa mahalnya (kecuali kalau uang ga jadi masalah).. Nah karena kami tiba dan berangkat dari kota yang berbeda, berarti kami harus berpindah-pindah kota kan ya..Alternatif yang tersedia adalah:
- naik pesawat domestik -> menghemat waktu, biaya juga lumayan murah 
- naik bis malam -> lebih murah, bisa hemat ongkos hotel 1 malam, tapi buang waktu dan tidur  di bis pastinya ga senyaman di kasur haha
- naik Shinkansen -> menghemat waktu tapi biaya sekali jalannya muahal banget. Perbandingan waktunya, kalau naik bis dari Osaka ke Tokyo waktu tempuhnya semalaman, sementara naik Shinkansen hanya 3 jam saja.

Setelah dihitung-hitung, akhirnya kami memutuskan untuk beli Japan Rail Pass (JRP) untuk 7 hari. JRP hanya diperuntukkan bagi wisatawan dan harus dibeli di luar Jepang. Bisa dipesan di situsnya lalu nanti ditukarkan sesampainya di Jepang. Kalau kami kemarin beli melalui Jalan Tour  lalu bukti pembelian ditukarkan dengan kartu JRP di loket yang tersedia di stasiun dengan menunjukkan paspor. Pas beli sih megap-megap juga.. Harga tergantung kurs dan saat kami beli harganya 3.3 juta per orang, tapi memang ternyata menguntungkan banget..Selama 7 hari itu kita bisa bebas kemana saja naik Shinkansen dan kereta JR lines (tidak termasuk subway), plus beberapa bus dan ferry yang berafiliasi. Hitungannya jadi lebih murah, bayangkan tiket Shinkansen termurah rute Osaka-Kyoto saja sudah IDR 500ribu sekali jalan. Padahal kami berapa kali tuh harus naik Shinkansen..Dari Nagoya ke Tokyo, Tokyo-Osaka, daytrip 2 kali ke Kyoto dari Osaka PP..Belum lagi naik kereta JR lines dalam kotanya...Kalau ga beli JRP habis berapa coba tuh.. Trus ga perlu repot beli tiket, tinggal tunjukin kartu JRP ke petugas dan melenggang cantik saja. Tapi hati-hati jangan sampai hilang atau ketinggalan, karena ga ada yang namanya refund atau reissued.

Kartu sakti selama di jalan... Ukurannya cukup besar supaya ga gampang keselip :D 


Oya Shinkansen ada beberapa jenis kereta diantaranya Hikari, Kodama, dan Nozomi. Nah JRP bisa untuk Hikari dan Kodama kecuali Nozomi. Gerbong Shinkansen disebut cars, ada reserved dan non reserved cars. Bedanya kalau non reserved tidak ada seat number jadi first come first serve dan katanya kalau lagi peak season bisa sampai berdiri. Tapi kalau kita ga mau berdiri ya sudah keluar lagi aja dan ngantri lagi hehehe..Kalau aku kemarin alhamdulillah ga sampai berdiri tapi memang duduknya bisa kepisah-pisah sama teman-teman. Di atas kereta tiket/kartu kita akan diperiksa oleh petugas. Informasi tentang macam train pass seperti JRP ini banyak terdapat di Google, salah satunya di sini

Sebelum berangkat, browsing dan baca berbagai blog dan situs, aku sempat parno membayangkan betapa ribetnya sistem perkeretaapian di Jepang. "Ntar gimana ya, nyasar ga ya.."
Dan benar saja.. Pertama kali naik kereta di Jepang cukup membuat bingung dan bengong, terutama di stasiun besar di Tokyo atau Osaka pas jam sibuk. Lihat orang buanyak tumpah ruah ke segala arah mana jalannya pada ngebut banget, penunjuk arah di sana-sini, wah pokoknya overwhelming lah. Alhamdulillah kami sudah pernah mencicipi naik kereta di beberapa negara tetangga,, walaupun ga seribet Jepang tapi jadinya ga kaget-kaget banget. Oya, wajib banget mengunduh aplikasi Hyperdia di handphone..Informasinya jelas banget misalnya kita pingin tahu dari sini mau ke sana naik kereta line apa, naik di platform berapa, harga tiketnya berapa , plus jadwalnya. Dan ga perlu takut nyasar, orang Jepang baik dan helpful banget... (baca ceritanya di sini), dan petugasnya siap membantu walaupun banyak yg berbahasa Inggris terpatah-patah dibantu dengan bahasa tubuh :))) ..

Alhamdulillaah banget walaupun sempat salah exit kami lumayan lancar berpetualang naik kereta,,cuma 1 kali salah naik itu pun pas sudah mau pulang..Saking sudah tepar kali yah konsentrasi berkurang hahahha..
Khusus untuk Kyoto kami membeli Kyoto One Day Pass jadi bisa bebas naik bis tanpa bayar lagi. Kelemahannya kalau menurutku bisnya agak lama datangnya. Tapi kalau banyak tempat yang pingin dikunjungi, jadinya menguntungkan dari segi biaya.

Hmmmm sepertinya pembahasan tentang saving budget utk makan, hotel, tempat wisata dll di postingan selanjutnya aja deh..
Stay tune yaaa...

PS: I've uploaded some of my japan trip pics on my Instagram account ,  you're most welcome to take a peek.. ;)

Kamis, 20 November 2014

Jepang, Negeri Sepenuh Hati

Palembang, 20 November 2014

I just got back from the best trip ever!

Thanks to Allah, who made my dream come true... Visiting Japan, in autumn...! Masya Allah, with my own eyes i witnessed beautiful sceneries here and there, simply breathtaking. Selama ini hanya bisa memandangi keindahan negeri ini lewat foto-foto atau acara tivi, dan akhirnya bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri...*terharu* Apalagi ini adalah pengalaman pertamaku merasakan musim gugur..Dedaunan berubah warna, so vibrant, vividly stunning.

Jepang biasa disebut juga sebagai "Negeri Sakura", tapi setelah apa yang aku alami selama 7 hari berada di sana, aku pingin memberikan julukan lain....
"Negeri Sepenuh Hati".

Sudah dari dulu sih aku tahu orang Jepang itu sangat memperhatikan detail pada setiap hal yang dikerjakannya. Tapi melihatnya secara langsung tak pelak membuatku berdecak kagum. Barang printilan kecil-mengecil dikemas dengan sangat rapi dan cantik. Demikian juga dengan makanannya. Apalagi kalau melihat penataan taman-tamannya, duuuhh subhannallah baguuss banget..Halaman seiprit di depan rumah aja ditata rapi dengan pot-pot bunga atau bonsai, peneduh mata banget lah pokoknya. Kelihatan jelas bahwa mereka mengerjakan sesuatu hal tuh dengan sepenuh hati.

Ada lagi yang paling berkesan buatku..Karakter orang-orang Jepang yang betul-betul ramah dan suka menolong, ga hanya slogan ga hanya basa-basi (dan lagi-lagi sepenuh hati). Nolongnya pun ga tanggung-tanggung! Banyak kisah yang kami alami yang membuktikan hal ini, berikut ceritanya....

Jadi kami berangkat dari KL, landing di Nagoya sore hari, menginap satu malam, lalu besok paginya ke Tokyo dengan Shinkansen. Begitu sampai di Tokyo, kami mampir dulu ke hotel Flexstay Inn di daerah Higashi Jujo  supaya bisa drop koper dan tas, baru setelah itu jalan-jalan. Stasiun Higashi Jujo ini letaknya agak di pinggiran kota dan ga begitu ramai, dan dari platform ada dua pilihan pintu keluar yaitu North Exit dan South Exit. Pertamanya kami memilih untuk keluar melalui North Exit, setelah sampai ke luar stasiun baru curiga kok kayaknya salah ya.. Dari deskripsi hotel saat booking via internet, hotel ini dekat sekali dengan stasiun..Akhirnya kami bertanya pada anak sekolah yang kebetulan berpapasan dengan kami. Mereka awalnya gelagapan, karena memang rata-rata orang Jepang baik tua maupun muda jarang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik. Yang membuatku kaget adalah, anak sekolah ini sebetulnya kan bisa aja yah bilang ga tau lalu melenggang pergi. Tapi mereka malah mengeluarkan hp-nya lalu mencoba membantu kami dengan membuka google map! Ga lama ada seorang lelaki berpakaian rapi sepertinya orang kantoran yang ikut nimbrung membantu kami, dan juga mengeluarkan hp-nya untuk browsing map..Baru setelah itu kami tahu bahwa kami salah seharusnya keluar di South exit, dan jadinya harus berjalan agak jauh untuk tiba di hotel.

Ga cuma sekali ini kami dibantu orang yang sampai mengeluarkan hpnya untuk browsing map...


Kejadian mencengangkan berikutnya terjadi saat kami dalam perjalanan menuju Hakone. Setibanya di stasiun Odawara, kami harus lanjut naik kereta. Di stasiun ini kami sudah disuguhi pemandangan indah, jadilah kami foto-foto di dekat platform kereta.
Saat asik mengambil foto dengan kamera handphone Deni, handphoneku sendiri aku kepit dan tiba-tiba terjatuh ke bawah, mendarat dengan manisnya di samping rel! Sontak kami teriak, dan ada seorang ibu-ibu petugas kebersihan yang menyaksikan kejadian itu spontan berlari dengan kencangnya memanggil petugas. Ga lama kemudian petugas itu langsung melesat datang membawa penjepit bergagang panjang dan menyelamatkan handphoneku. Seriously, he ran so fast! Ga berapa lama, ada kereta lewat..Ga kebayang kalau mereka ga menjalankan tugasnya sesigap itu,,apa jadinya tuh handphone,,,tinggal kenangan...*nangis bombay....

Sesaat sebelum hpku jatuh ke rel,,untung aku ga loncat ke bawah .. ntar gimana naiknya coba? --*


Giliran Vhya dan Ridhwan yang merasakan luar biasanya orang Jepang dalam hal nolong orang. Jadi setelah 3 malam di Tokyo, kami pindah ke Osaka. Kami berempat berangkat duluan karena Ridhwan masih pingin beli-beli barang incarannya di Tokyo.
Di Osaka, kami menginap di apartemen yang dipesan Vhya melalui www.airbnb.com. Sebetulnya apato ini recommended banget, tapi satu kekurangannya, aksesnya agak rumit. Kami harus berpindah kereta sebanyak 2 kali dan lanjut naik subway. Keluar stasiun subway Nishinagahori kami harus keluar di exit 7 tapi agak sulit untuk ditemukan, jalannya pun jauh sekaliii..
Menuju  Exit  7 Nishinagahori subway station  

Jadi ketika Vhya dan Ridhwan tiba di Osaka hari sudah malam, mana malam itu dingin banget suhu mencapai 8'C plus angin dingin..Dan geret-geret koper pula, kan.. Jadilah mereka nyasar karena ga ketemu exit 7 tadi. Kami berempat yang lagi jalan-jalan di Shinsaibashi ga ada yang bisa dihubungi karena modem sempat mati. Jalanan sepi, terlantar di malam yang dingin..duh kasihan Vhya dan Ridhwan..Akhirnya mereka bertemu seorang perempuan (yang lagi-lagi ga bisa berbahasa Inggris), dan mereka pun kebingungan. Ga lama lewatlah bapak-bapak tua yang juga ga bisa bahasa Inggris tapi akhirnya salah satu dari mereka teringat bahwa ada kantor polisi yang terletak ga jauh dari situ. Mereka pun pergi ke kantor polisi diantar si bapak tua. Dan setelah dikasih petunjuk oleh pak polisi, pas mereka keluar kantor rupanya si bapak tua masih nungguin! Pake nanya lagi, kira-kira pertanyaannya "Gimana, sudah ketemu belum?" Baik banget ga sihhh...*mbrebes*

Udah, gitu doang? Masih ada lagi...!

Hari kedua kami di Osaka, kami pergi daytrip ke Kyoto. Kami beli One Day Free Pass supaya bebas naik bis tanpa harus membayar lagi. Besoknya ke Kyoto lagi dan sore itu kami pergi ke Fushimi Inari. Dari situ rencananya kami pingin ke Gion, pusatnya para Geisha.  Tapi dari Fushimi Inari itu bus stop yang dilewati bis menuju Gion agak susah dicari. Akhirnya kami tanya aja ke anak muda yang lagi duduk-duduk di depan sebuah convinience store. Dan tau ga, mereka antar kami ke bus stop, padahal jaraknya ternyata bisa dibilang cukup jauh lhooo...Kirain mereka juga memang sekalian mau naik bis yang sama, ga taunya begitu sampai di bus stop mereka balik lagi...! ckckckck....

Dan masih banyak hal kecil lainnya, intinya setiap kali kami bertanya petunjuk arah sama orang jarang banget (nyaris ga ada sih seingatku) ada yang jawab "Ga tau"...Pasti dibantuin..Bahkan beberapa kali digambarin petanya..Beda banget sama pas di HK, atau pas di Singapore deh...Yang ada cuma dijawab dengan gelengan, gidikan bahu, atau bisa-bisa dijutekin. Ppfftt...Gesture orang-orangnya juga ramah-ramah banget dan terlihat tulus..Deni dan Maya pernah dibantu sama bapak-bapak waktu mereka lagi angkat-angkat koper di stasiun waktu ga nemu lift/eskalator..Trus ada juga kejadian lucu pas di Nagoya, Deni dan Maya (berjilbab) dan Vhya tiba-tiba ditegur "Assalamualaikum...!" oleh seorang anak muda sepertinya orang Jepang asli dengan muka ramah dan sumringah..Abis negur dia langsung pergi lagi aja gitu..Padahal kami kan juga pingin nanya-nanya, hahahhaa..

Makanya, trip kali ini bener-bener meninggalkan kesan yang mendalam di hati..Baru sampai di rumah aja rasanya udah pingin balik lagi. Bukan memuja-muja, bukan pula menjelekkan negeri sendiri, tapi pantaslah negara mereka sangat maju. Bukan hanya karena kecanggihan teknologi tapi juga karena karakter orang-orangnya. Pasti ada kekurangan dan kelemahannya juga sih, tapi kesan pertamaku terhadap orang Jepang is very very good. Pengalaman yang kudapat betul-betul mengajarkan banyak hal.

Bener-bener pingin bisa balik lagii..
Ke Negeri Sepenuh Hati...
Amin ya Rabbal alamin,....

PS: I've uploaded some of my japan trip pics on my Ig account, you're most welcome to take a peek. 

Rabu, 10 September 2014

Filosofi Kucing

Pernah ga sih kamu merasa bokeeek banget, sampai semua kantong di tas sama di celana dirogohin berharap nemu selembar duit warna biru. Ungu juga gapapa deh, apalagi merah! 
Yaa...Mungkin karena kerjaan lagi seret, atau pengeluaran yang memang lagi banyak-banyaknya.

Nelongso yah.

Terus, pulang-pulang disambut kucing peliharaan yang kerjaannya tiduuur melulu. 

Ni si eneng tidurnya udh kyk princess deh.. I feel freee..! #terSyahrini 😅

"Enak banget hidup lo Cing. Makan tinggal makan, pup tinggal pup trs ntar gue yang bersihin, ongkang ongkang kaki aja lo tiap hari." 

Eh tapi bentar deh.

Apa iya lebih enak kayak kucing yang begitu hidupnya tiap hari, makan tidur makan tidur?

Pernah baca di mana aku juga lupa. Katanya, sebaik-baik manusia itu yang bermanfaat buat orang lain.
Kalo tiap hari cuma habis untuk makan tidur makan tidur, kapan waktu buat membuat diri jadi bermanfaat? Mungkin yang ada malah memanfaatkan orang lain. Dan kenyataannya memang ada banget tuh orang yang kayak gitu. Makan tidur karena sifatnya yang pemalas, dan hidup dari menggantungkan diri dengan orang lain. 
Naudzubillah. 

Kalo gitu, harus tetap semangat ah. Boleh jadi hari ini makan siang di warteg lauk tempe sama kecap, besok bisa nraktir temen di restoran. Jangan suka minta-minta ditraktir, kata motivator yang model begitu mental miskin. Tapi kalo ditawarin mau ditraktir mah ya Alhamdulillaah dooong 😆...

Pesan dari suami, harus tetap positive thinking. Boleh jadi hari ini bokek, insyaAllah besok ada rejeki yg lebih baik. Pastinya juga berkah. Karena rejeki yang baik itu bukan dilihat dari jumlahnya, tapi berkah gak? Tergantung juga dari cara mendapatkannya. Harus berbaik sangka sama Allah, karena Allah itu sebagaimana sangkaan hambaNya. 

Eh, nemu goban di selipan dompet!!

Alhamdulillaahhh... 😁😁😁 


Selasa, 24 Juni 2014

Cemplang-cemplung di Lampung

Halooo!
Lagi kurang produktif niiih,, akhir-akhir ini makin jarang nulis di blog...(Sok) Sibuk!
Ada yang kangen ga sama cerita saya? hehehhee....

Ga kerasa yah, Sabtu ini insyaAllah sudah mulai puasa..!
Nah jadi berhubung sudah lama banget ga nyemplung ke laut, wiken kemarin (21-22/6) aku, suami  dan 2 orang teman lainnya pergi ke Lampung...Pikir-pikir kapan lagi, wiken ini sudah puasa kan.

Sebelumnya boleh cerita flash back dikit yaaa, tentang Lampung. Kayaknya masih banyak orang yang belum tahu, di Lampung itu banyak banget pantai yang cantik. Ga cuma itu, pemandangan bawah lautnya juga cakep...! Di kalangan backpacker, Kiluan mungkin sudah cukup tersohor ya terutama karena bisa lihat lumba-lumba menari di lautan lepas (kalau beruntung). Aku sendiri sudah dua kali ke Kiluan, yang pertama ga beruntung ga ketemu lumba-lumba (cerita lengkapnya di sini). Baru pas kedua kalinya ke Kiluan, aku bisa lihat lumba-lumba yang banyaaak banget! -baca ceritanya di sini- Setelah berhasil ketemu dolphin, aku agak enggan ke Kiluan lagi, apalagi setelah main ke Pulau Tegal. Istilahnya, ga usah jauh-jauh lah kalo yang deket aja udah bagus (banget). Beneran, kalau yang diincer pemandangan pantai dan bawah laut (bukan pingin ketemu dolphin), banyak banget spot-spot yang worth to visit dan ga jauh dari Bandar Lampung. Menurutku sih, snorkeling di Kiluan biasa aja, atau mungkin aku yang kurang jauh exploring kali ya.

Jadi terakhir kami main ke Lampung tuh bulan Desember lalu. Sudah lumayan lama juga ternyata. Waktu itu kami snorkeling di sekitar pulau Tegal dan Pasir Timbul, dan itu adalah kali kedua kami ke sana. Pertama kali ke Tegal, kami pergi dengan @LampungSnorkel (mas Rasjid). Dari mas Rasjid kami jadi tahu, di Lampung sudah cukup banyak klub/komunitas penggiat snorkeling, free diving, bahkan spearfishing. Orang-orangnya asik-asik, gokil, dan bisa hampir setiap akhir minggu "turun" bahkan lebih, dan banyak dari mereka yang juga bisa jadi guide. Ga sebatas itu, komunitas ini juga membuktikan kecintaan mereka akan laut dengan aksi nyata, seperti  menanam koral yang dipelihara secara rutin.

Teman-teman free diver Lampung lagi bersih-bersih terumbu karang yang ditanam di sekitar Pulau Tegal

Terumbu karang hasil budi daya *close up*

Asiknya kalo pergi sama teman-teman penembak ikan (spear fishing), hasil tangkapannya bisa dimasak langsung di pinggir pantai, ga pakai bumbu aja udah enaak :D
Di Pulau Tegal

Uploaded in my instagram, taken by gopro with a little enhancement using snapseed :D

Nah karena sudah 2x ke Tegal, kemarin ini sebetulnya kami pingin mengeksplor spot lain...Pinginnya sih ke Pahawang, Kelagian, atau Tanjung Putus. Mungkin belum jodoh kali yah, ujung-ujungnya tetap ke Pulau Tegal lagi. Tapi menurut Riko yang jadi guide kami kemarin, pemandangan bawah laut di sekitar Pulau Tegal boleh dibilang juara, lebih bagus daripada Pahawang (atau mungkin dia ngomong gitu biar aku ga kecewa aja kali ya, hehehe)...

Yang pasti kemarin aku seneng banget karena akhirnya bisa memberanikan dan menenangkan diri untuk ga pake pelampung sama sekali..Jadi bisa mulai sedikit-sedikit belajar free diving, hihihi...Tapiii, ga bisa dipungkiri faktor cuaca sangat berperan juga. Kemarin cuacanya agak sedikit mendung, jadi mempengaruhi visibility di dalam air. Kalau matahari bersinar terang, di dalam air biasanya jadi terlihat lebih jernih, dan pastinya kualitas hasil foto juga jauh lebih bagus (ujung-ujungnya teuteup, larinya ke foto yah hahaha)
First stop, pasir timbul. Sayang banget cuaca agak mendung. Kalo cerah bagus bangett inii...

Perhatikan di sisi kanan, itu guide kami yang sekaligus berfungsi sbg fotografer, secara dia sudah jago tahan nafas dan free diving cukup dalam..mantap laahh, hahaha

Banyak nemo nihh..;) Ikan lain juga banyak macamnya, ada juga bintang laut, bulu babi, dll

This is my hubby, captured with gopro *original photo, no edit*


Oke aku bikin resume aja deh based on my own experience yaaa,,kalau ada yang punya pengalaman yang berbeda silakan di-share di kolom comment.. 😎

*Buat yang mau pergi di akhir pekan (berangkat Jumat malam dan balik Minggu malam) dan tinggal di Palembang, aku saranin mending naik kereta, biar bisa istirahat lebih nyaman. Kalau naik travel, walaupun sampainya lebih cepat tapi badan pasti bakalan rontok dan remuk duluan. Kalau aku sih lebih suka nyemplungnya hari Sabtu, bukan di hari Minggu biar ga terlalu cape pulangnya. Terbukti kemarin naik kereta, begitu sampai Bandar Lampung dijemput di stasiun dan langsung mantai, tapi badan ga begitu terasa cape. Badan fit bisa bikin good mood juga, jadi lebih asik main airnya 😁...

*Untuk bisa sampai ke Pulau Tegal, kita bisa start nyebrang dari pantai Mutun tapi kami kemarin menyebrang dari Pantai Ringgung. Kalau mau ke Pahawang katanya lebih dekat kalau start-nya dari pantai Ketapang.

*Kalau mau hemat, bisa aja pergi tanpa guide dan langsung sewa kapal di Mutun. Biasanya ada juga perahu yang disewakan lengkap dengan alat snorkelnya. Tapi kalau menurutku sihhh,,lebih asik sewa guide sekalian lah. Selain dia biasanya lebih tau spot-spot yang bagus untuk snorkeling, dia juga bakal nemenin nyemplung (kalau tukang perahu kan ga ikutan dong, doi jagain perahunya...). Ini sangat berpengaruh terutama untuk newbie yang baru pertama kali snorkeling..Plus bonusnya adalaaaah,,ada yang fotoin kita di bawah air. Ini penting! Untuk menjaga eksistensi diri di social media hahhaha...
*Perginya kalau bisa ramean biar lebih hemat patungannya, hahhaha

*Buat yang belum pernah snorkeling dan masih agak bingung pas nyemplung mau pakai baju apa, baik cewe maupun cowo, lebih baik pakai baju tertutup (lengan panjang). Lebih bagus lagi kalau sudah punya wet suit atau baju renang tertutup, dan pakai kaus kaki & glove (peer juga nih buat aku, lupa mulu bawa kaus kaki). Alasan pertama pastinya untuk safety, karena badan bisa lecet kalau kegores karang, atau bisa juga pas lagi musim ubur-ubur jadi kan terhindar dari sengatan langsung. Kaki juga bisa lecet loh kalau pas dapet fin yang kurang nyaman/kurang pas ukurannya. Alasan kedua biar ga belang-belang amat, gitu.. :D

*Additional info untuk akomodasi di Bandar Lampung, kemarin kami menginap di POP Hotel dan menurutku sih recommended. Harga murah, kamar cukup luas, wifi di kamar lumayan kenceng, view dari lantai atas di salah satu sisinya langsung menghadap laut! Trus, lokasi strategis, dekat dengan minimarket/tempat makan/jajanan/toko roti bahkan sebelahan sama Kopi Oey, deketan sama apotik dan rumah sakit. Bisa booking via agoda atau telpon langsung ke hotel,,silakan googling lebih lanjut yaa..😉

*Contact persons:
 - @LampungSnorkel a.k.a Mas Rasjid 07219924002
 - Mas Jaya (temennya mas Rasjid, bisa jadi guide) 082183087954
 - Riko (idem, bisa jadi guide juga)
 - Pak Atang (untuk sewa kapal, tanpa peralatan snorkel) 085383539980

Oyaa kalau masih belum puas liat birunya laut bisa mampir ke Pantai Puri Gading, paling dekat dari kota, sebelum pantai Mutun. Kami ke sini juga awalnya cuma iseng penasaran,,karena ga puas habis dari pantai Clara yang ramenya kayak cendol. Di pantai Puri Gading ini jauh lebih sepi, mungkin karena pantainya bukan pantai berpasir jadi ga bisa renang-renang di pinggir pantai. Di sini juga ga terlihat ada fasilitas penyewaan permainan air kayak banana boat, atau ban..tapi pemandangannya cakep asli, dan ada dermaganya..Cukuplah buat duduk-duduk menggalau atau foto-foto hahaha...

Ini di dermaga pantai Puri Gading, asik banget buat nikmatin birunya laut dan sekalian tanning hahaha

Pantai Puri Gading, hasil jepretan kamera Note 2, foto asli ga diedit. Aslinya lautnya lebih biru deh tuh..
Baiklaaah, sekian cerita saya kali ini tentang Lampung. We are planning to go back soon, most probably after Iedul Fitri holiday. Want to join us? ;)

Jumat, 02 Mei 2014

Tunggu Apa Lagi?

Hari ini Jumat, 2 Mei 2014.
Hari ini dua minggu yang lalu 18 April 2014, sekitar pukul 4 dini hari aku tiba di Madinah, bersama mamaku, uni Devi kakakku yang sulung, suamiku, dan rombongan umroh yang berangkat dengan travel Sari Ramada.
Ga bisa diungkapkan dengan kata-kata perasaanku saat itu, campur aduk semua jadi satu. Karena mepet, kami tak sempat ikut Subuh berjamaah di Masjid Nabawi. Jadi dari airport kami langsung ke hotel, istirahat sebentar sambil menunggu koper-koper, mandi lalu sarapan.
Pagi harinya setelah selesai sarapan pagi, semua peserta rombongan berkumpul untuk ziarah ke Rhaudah, makam Rasulullah (salamun alaik). Meskipun aku yakin tak satupun di antara kami yang sempat tidur setelah menempuh perjalanan panjang sekitar 9 jam dari Jakarta, rasanya semua tampak bersemangat.. Jemaah perempuan dipandu oleh muthawif bernama Maryam, berasal dari Indonesia namun menikah dengan orang Arab dan sekarang sudah pindah kewarganegaraan dan menetap di Mekkah. Jemaah laki-laki pergi bersama Ustad Dedi, ustad pendamping kami sejak berangkat dari Jakarta hingga tiba lagi di Jakarta.
Allahu Akbar,,,,begitu ramainya jemaah yang ingin mengunjungi makammu ya Rasulullah...Desak-desakan dan dorong-mendorong ga bisa dihindari.. Kita orang Asia yang umumnya bertubuh kecil harus betul-betul sigap nih di sini,, Ukuran tubuh kalah jauh dibandingkan perempuan-perempuan Arab yang rata-rata bertubuh besar hehehehe..Makanya masuk ke Rhaudah untuk jemaah perempuan memang diatur bergantian, ga seperti jemaah laki-laki yang semuanya saling berebutan untuk bisa mendekat dan shalat sunah di Rhaudah yang ditandai dengan karpet yang berwarna hijau.
Walaupun sudah diatur supaya masuk bergantian oleh para Ashkar yang keras (well, galak sih lebih tepatnya) tetap aja desak-desakan dan dorong-dorongan. Baru dateng sudah diuji kesabaran, kudu Lillahi Ta'ala walaupun pas shalat kedorong, sujud di kaki orang dengan posisi nyempil dan harus melipat tubuh kayak pemain sirkus, pas sujud kepala dilangkahin, sejadah tempat sujud dilewatin diinjek, dsb dsb sama orang Arab...Padahal biasanya kalo di kita kan ga gitu, boro-boro ngelangkahin kepala orang, mau lewat depan orang lagi shalat aja sebisa mungkin dihindari, lewatlah dari belakang..Dari sebelum pergi udah banyak denger cerita jadi lumayan sudah mempersiapkan diri untuk hal-hal kayak gini, kuncinya harus banyak-banyak istighfar dan ga boleh ngedumel. Maksudnya "orang Arab" di sini aku pukul rata aja sih, abisnya belum bisa juga bedain mana Iran, Pakistan, Turki, dll...Kayaknya mah sama-sama aja padahal sebetulnya ada ciri khasnya juga. Ya sama lah kayak jemaah Indonesia kan ketahuan banget dari ciri khasnya pakai mukena putih :D
Well anywaaaaay,,,kenapa jadi ngalor ngidul gini padahal ide awalnya nulis postingan ini bukan tentang cerita umrohnya,,Kalo soal itu mah panjaaang, bisa-bisa jadi cerbung ini hehehhe..Jadi sebenernya tuh aku mau cerita, setelah dari Rhaudah dan kita siap-siap mau ikut shalat Jumat, ada ibu-ibu yang sudah cukup berumur tergopoh-gopoh manggil aku dan uniku. Mungkin ibu itu mendengar kami ngobrol dengan bahasa Indonesia jadi dia bilang gini,,"Dari Jakarta ya? Lihat ga rombongan saya pake baju batik gini (sambil nunjuk bajunya)..Saya ni tersesat, lepas dari rombongan...Baru sampai Madinah semalam.." Kami tanya, ibu menginap di hotel apa,, travel agennya apa namanya, tadi masuk dari pintu berapa...Satu pun ga ada yang dia ingat. Name tag ga dipakai, gelang identitas seperti yang kami pakai pun ga ada. Gimana coba mau nolongnya? Akhirnya kami cuma bisa bantu menenangkannya sembari mengingatkannya untuk istighfar dan memohon pertolongan dari Allah. Wallahu alam, gimana nasib ibu itu.
Pas di Mekah kejadian lagi,,sepulangnya kami dari shalat Subuh di Masjidil Haram, kami lagi-lagi ditegur oleh bapak-bapak tua yang juga kesasar. Bapak itu baru sampai sehari sebelumnya dan juga lupa nama hotel tempat beliau menginap. Duh kasian banget,,
Ustad Dedi berulang kali mengingatkan kami untuk berusaha maksimal dalam beribadah selama berada di tanah suci. Boleh aja cuci mata belanja belanji jalan-jalan kesana kemari, tapi ibadah harus tetap jadi agenda utama. Sebisa mungkin shalat 5 waktu di masjid, kerjakan shalat-shalat sunat, membaca Quran, banyak-banyak berzikir, istighfar, bermunajat berdoa kepada Allah, dst.  
Dan selama di perjalanan, di atas bis, selama pengajian, Ustad Dedi juga banyak memberikan tausiyah. Aku ingat beliau bilang begini...
"Berapa banyak orang yang memiliki kesempatan, atau harta, atau bahkan kedua-duanya, tapi hatinya belum tergerak untuk pergi beribadah ke tanah suci.  Alangkah sayangnya.."
Allahu Akbar.. Terharu biruu
Ustad Dedi (tengah, berpeci) memimpin doa di depan Ka'bah menghadap Multazam selepas thawaf wada'...:")

Betul juga sih,,,bahkan di keluargaku pun banyak yang seperti itu. Mikirnya, nanti aja laahh,,,masih muda ini, ntar aja kalo udah tuaan kan udah mateng (mangga kalee mateng)...Sekarang masih belum siap, bla bla bla...Padahal kalau bisa, selagi muda itulah waktu yang paling nikmat..Mau nunggu siap sampai kapan? Tahu-tahu rambut sudah memutih, ga kuat lagi jalan jauh, kemana-mana harus pakai kursi roda, sudah mulai pikun, mulai sakit-sakitan, dan lebih rentan nyasar,,,kayak ibu dan bapak yang tadi aku ceritakan. Lain halnya kalau sudah dari muda berniat pergi tapi baru dikasih kesempatan sama Allah waktu sudah berumur, yaa mungkin sudah takdir dan ketentuan dari Allah ... Dan kita kan juga ga tahu sampai kapan hayat dikandung badan. Iya kalau dikasih Allah umur panjang...Kalau ngga? 😐😣😢
Kalau memang hati belum tergerak, semoga Allah beri hidayah dan melembutkan hati-hati yang keras..Allah Maha membolak-balikkan hati manusia kok..😊
Buat yang sudah merasa terpanggil, yakinlah Allah pasti akan tunjukkan jalan untuk bisa berangkat..Seperti ceritaku di sini, aku juga ga menyangka bisa tiba-tiba pergi umroh...Dulu waktu SMP tahun 94 sebetulnya pernah juga aku mendapat kesempatan berangkat,, tapi yahh mungkin karena masih belum begitu ngerti jadi cuma berasa kayak jalan-jalan aja.
Dan sahabatku Herlin pernah bilang, banyak-banyak "caper" sama Allah..perbanyak doa biar dilapangkan rezeki, sempurnakan ibadah wajib dan perbanyak ibadah sunah. Boleh ditiru tuh sahabatku yang satu itu..😍 Oya satu lagi,, perbanyak sedekah..Semua juga masih jadi peer buat aku..
Bener kata uniku, nikmatnya pergi ke Tanah Suci tuh jauuuh lebih nikmat daripada berlibur ke luar negeri, ke negara manapun deh ...*kayak udah keliling dunia aja ya gueh, hehehhe* Eh tapi bener deh, nikmat dan senengnya umroh tuh banyak banget. Ibadah iya, jalan-jalan iya, walaupun duit abis tapi hati tenang karena yakin pasti diganti lagi sama Allah,, dan bisa dapat teman baru yang seperti saudara..Alhamdulillah teman-teman satu rombongan sebanyak 47 orang kemarin cukup kompak, malah bisa dibilang kompak banget..Saling jaga, saling bantu..Ya yang cuek-cuek dikit ada lah namanya orang 1001 macam tapi ga jadi masalah..
Dapat teman satu rombongan yang menyenangkan itu rezeki :D

Ya memang ga ada salahnya juga kalau mau liburan dan jalan-jalan ke yurop gituhh,,(my next bucket list: Turkey and Japan, amin ya Rabb!) .. Nahh,,,malah kalau bisa kayak salah seorang jemaah yang aku temui di meja makan restoran hotel saat makan siang...Bapak itu pergi umroh dengan istrinya, sehabis dari Mekah langsung nyambung jalan-jalan ke Turki dan Maroko. Tahun lalu mereka umroh ambil paket umroh + europe trip.. Why not? Asal luruskan niat pas umroh betul-betul untuk ibadah..Setiap perjalanan adalah personal dan bisa juga  spiritual, menjadi cara untuk mengagungkan Allah dengan mengagumi keindahan ciptaanNya..
Jadi,,,ortu kaya, atau tabungan udah banyak, rumah dan mobil udah punya, tapi masih ragu mau umroh?

TUNGGU APA LAGI?



Rabu, 16 April 2014

Labbaik!

Dulu aku pernah diajarin,,

"Allah bisa memberi rezeki dengan cara dan waktu yang sangat ga terduga. Makanya jangan pernah remehkan kekuatan doa..Dimulai dari impian yang dibantu dengan doa, apapun bisa jadi nyata."

Iya, ajaran itu betul banget.. Mungkin perjalanan besok adalah salah satu pembuktiannya. InsyaAllah besok, tgl 17 April aku akan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umroh bersama suami, mama, dan kakakku yang sulung.

Bisa dibilang, perjalanan besok ini bener-bener keajaiban. Soalnya, aku dan suami ga pernah berencana untuk umroh dalam waktu dekat meskipun keinginan kuat sudah ada. Secara realistis kondisi keuangan belum memungkinkan. Ga tahunya Allah memberi jalan ke sana melalui papa, yang tahu-tahu aja gitu menawarkan untuk membiayai anaknya yang mau pergi umroh. Waaaa langsung aku sambut doongg rugi bangettt kalo ditolak ya ga sihh...

Padahal yah, aku dan suami sebetulnya sudah lebih dulu membeli tiket untuk pergi ke Bromo tepat di hari ulang tahunku tanggal 5 April yang lalu. Tapi alhamdulillah banget tiketnya bisa full refund..Allah memberi aku kado ultah yang jauuhhh lebih baik..Ke Bromo bisa kapan-kapan..Pokoknya istimewa banget deh bulan April kali ini..♡♡♡

Keyakinanku semakin kuat, bahwa kita harus berbaik sangka kepada Allah. Doa kita pasti didengar, walaupun mungkin tidak langsung dijawab atau dikabulkan saat itu juga tapi Allah pasti tahu kapan waktu yang paling tepat.

Bismillahirrahmaanirrahiim..Semoga Allah lancarkan, mudahkan semuanya..Semoga kami semua sehat, dijauhkan dari hambatan, kesulitan, dan hal-hal yang tidak menyenangkan...Semoga selama beribadah bisa khusyuk, tawadduk, dan lurus niat lillahi ta'ala..Dan yang terpenting, semoga selama di sana semua amal perbuatan diridhoi dan amal ibadah diterima oleh Allah supaya kepergian kami tidak hanya menghasilkan kesia-siaan.

Amin yaa Rabbal alamiinn...
Mohon maaf lahir batin dan mohon doanya yaaa..

Labbaik Allaahumma labbaik..! :")





Kamis, 06 Maret 2014

Tongsis Gopro Murah Meriah

Seperti yang sudah saya bahas di sini, acara jalan-jalan saya makin asik sejak punya kamera Gopro..
Naahh,,,Sebelum beli, suamiku sudah sering browsing tentang review dan video-video hasil rekaman Gopro yang diunggah orang di youtube. Di antaranya ada video seorang bule yang mengambil gambar menggunakan Gopro pole, semacam tongsis alias tongkat eksis yang lagi ngetrend banget belakangan ini (Ellen Degeneres definitely should have one, hahahaa)..Si bule mendokumentasikan lumba-lumba yang sedang berenang di lautan dengan mencemplungkan Gopro yang dipasang di ujung Gopro pole..Hasilnya asli keren banget...Dan mupenglah suamiku :D...

Ternyata si Gopro pole tadi cukup mahal harganya..Tahun lalu kata suamiku sekitar Rp 500.000an, ga tahu sekarang..Belum ongkos kirim karena tokonya ada di Jakarta. Lalu suamiku (yang memang dasarnya rajin banget browsing dan survei tiap kali mau beli barang) pun browsing lebih lanjut. Hasilnya, ketemulah beberapa video yang diunggah orang bule lainnya yang membuat sendiri tongsisnya dari alat rumah tangga. Ada yang bikin dari pipa paralon, ada juga yang memakai stik ski.

Terinspirasi dari situ, suamiku pun keliling supermarket,,mencari apa kira-kira yang bisa dipakai sebagai alternatif Gopro pole yang harganya murah, dan bisa diatur panjang pendeknya. Dia pulang dengan wajah ceria, dengan pel bergagang dalam genggamannya hahaha..

Ga butuh waktu lama,, gagang pel itu berhasil disulapnya menjadi tongsis yang secara tampilan sangat lumayan..Ga kelihatan dulunya bekas gagang pel hahaha...Apalagi ada stiker Gopro nganggur yang bisa ditempel di gagangnya...
Kalau dihitung-hitung ternyata lumayan juga sihh,, karena dudukan alias "Gopro handle bar mount" untuk memasang kamera di gagang pel itu ternyata harganya ga murah-murah amat. Sekitar Rp 150ribuan kalau ga salah...Bisa dicari di www.tokocamzone.com atau www.jpckemang.com. Tapi yaaa total tetap aja lebih murah sih..:D

Biar kerenan dikit dan ga terlalu tampak "aslinya", si gagang dipakaikan hand grip untuk pembungkus handle bar stang sepeda di ujungnya,,hahahhaa...Nah kelemahannya karena material si gagang ini adalah besi dan lumayan sering ketemu air laut,,baru dipakai beberapa bulan sudah terbentuk karat. Jadi mesti pilih-pilih niihh supaya lebih tahan lama dipakainya.
Tongsis Gopro pertama, lumayan banget yah tampilannya...:D

Terakhir pas kami main ke Lampung waktu libur Natal kemarin,,suamiku sudah ga tahan lagi sama tongsisnya itu. Trus mampirlah dia ke Ace Hardware,,dan akhirnya beli lagi pel yang gagangnya dari aluminium,, xD

Tongsis kedua, yang ini masih kelihatan banget kayak gagang pel yah hahahha...
Tongsis kedua ini agak lebih pendek jadi bisa muat ke dalam tas ransel, dan lebih enteng pula..

Oya, si Gopro ini kan kamera tanpa layar LCD yah. Kalau mau bisa beli lagi LCD-nya secara terpisah.. Tapii,,,daripada spending money lagi, bagi pengguna handphone Android mendingan install aplikasi Gopro dari Play Store. Wifi pada kamera maupun handphone sama-sama diaktifkan biar bisa terkoneksi. Nantinya si handphone bisa berfungsi sebagai screen (jadi kelihatan kaan apa yang mau difoto, ga kira-kira aja hehehe)..Shutter-nya dari handphone juga. Jadi aplikasi ini sangat berguna saat gopro dipakai di tongsis, supaya ga usah pake timer ... Asik laahh pokoknya....

Begini tampilan aplikasi Gopro di handphone...
Si tombol merah adalah shutter camera
Enaknya lagi, hasil fotonya bisa langsung dilihat...! Tanpa aplikasi ini, hasil foto baru bisa dilihat setelah foto dipindahkan ke laptop. Hasil foto bisa langsung di-download dan disimpan di gallery handphone. Cool, huh? :D
Tangan suami pegang tongsis, saya pegang handphone, ngatur posisi dan mencet tombol shutter. Good team work, right? ;)))

Rabu, 05 Maret 2014

A Little Flash Back - Hongkong Trip 2013


HELLOOO...

Wow,,this is my first post in 2014, and it's March already...! It's been a while,,, So many things happened, some are good and some are bad. That's life.. ;)

Looking back at 2013, overall it was an awesome year.. Highlight dari tahun 2013 adalah akhirnya aku terbebas dari back pain yang cukup berat dan sudah kualami selama bertahun-tahun, melalui operasi kecil yang disebut MED. (cerita lengkapnya ada di sini)

Aku juga bersyukur banget, selama 2013 kemarin dikasih rezeki dan kesempatan untuk bisa travelling ke beberapa tempat di dalam maupun luar negeri. 
Ada 2 sebetulnya yang belum sempat aku share lika-likunya di blog dan ga jadi-jadi terus, yaitu waktu aku ke Hongkong bulan Mei 2013 bersama sahabat-sahabatku, dan my 5th wedding anniversary getaway ke Bali di bulan Oktober.

Ga banyak yang bisa kuceritakan kembali tentang Hongkong, karena sudah berlalu cukup lama dan detail perjalanan sudah mulai terlupakan. Tapi aku ingin membagi info soal penginapan, karena menurutku masalah memilih penginapan cukup crucial terutama bagi orang yang belum pernah visiting HK. 
Jadi sebetulnya kepergianku bertiga dengan Denoy dan Maya ke Hongkong kemarin tuh biar bisa liburan bareng sama sahabatku semasa kuliah, Vhya, yang sudah duluan beli tiket untuk pergi berdua dengan suaminya. Vhya sudah merencanakan kepergiannya dengan matang termasuk booking hotel, dan kami memutuskan untuk menginap di hotel yang sama dengannya, namanya Golden Crown guest house di daerah Tsim Sha Tsui. Bisa pesan via Agoda, tapi kami pesan langsung ke website-nya. Setelah melakukan pemesanan, pihak hotel akan mengirimkan email confirmation dan mencantumkan contact person yang bisa dihubungi via Whats App. Waktu itu sih orangnya cukup responsif membalas messages yang kukirim. Di website tersebut juga sudah ada informasi yang cukup lengkap tentang cara mencapai hotel dengan menggunakan alternatif-alternatif moda transportasi dari bandara. Mengikuti saran dari Vhya yang sudah tiba di HK lebih dulu, kami bertiga dari airport ke hotel naik bis, dan dari bus stop ke hotel memang sangat dekat, tinggal jalan kaki sedikit.
Begitu tiba di HK, taro koper di hotel trus langsung janjian ketemu Vhya di Avenue of Stars \m/


Mengingat tingkat kepadatan yang sangat tinggi, harga lahan di Hongkong pasti selangit, otomatis harga kamar hotel rata-rata cukup mahal. Golden Crown relatif lebih murah, tapi konsekuensinya kamarnya keciiiil banget. Ya ada rupa ada harga yah. Tapi karena hotel memang cuma tempat numpang tidur, so ukuran kamar yang minimalis ini ga terlalu kupermasalahkan, selama masih cukup buat solat meski harus geser-geser koper dulu :D Selain itu sebetulnya hotel ini cukup banyak kelebihan lainnya, dan bisalah masuk kategori recommended. Pertama, posisinya strategis persis di jalan besar. Jalan kaki ke Avenue of Star ga jauh, dari bus stop juga dekat.
Hati-hati kelewatan, letaknya nyempil dan ga terlalu mencolok, adanya di sebelah Standard Charter Bank kalau ga salah...

Terus, meski kamar kecil tapi fasilitas lumayan lengkap. Pemanas air pasti lah ya, standar. Tapi ada hair dryer, bisa pinjam setrika, free wifi yang lumayan kenceng di kamar, dan ada free-flow water dispenser walaupun terletak di luar kamar. Teruus, enaknya di hotel ini kita juga bisa membeli tiket seperti tiket masuk ke Disneyland, atau objek wisata lain, termasuk tiket Ferry dengan harga yang lebih murah dibanding kita beli di tempat.
Me and Denoy's super small room.. :D


Cerita dikit yaaa... Waktu itu aku membeli tiket masuk ke Madame Tussaud Museum yang sudah sepaket dengan tiket tram untuk naik ke The Peak.

Vhya's hubby, queueing for our tram to The Peak


Canggih banget, secara tanjakan ini sangat tajam dan agak menyeramkan sebetulnya...
Presale ticket ini sangat membantu, karena kami jadi ga perlu lagi repot mengantri, harganya juga kalau dihitung-hitung jadi lebih murah. Di puncak The Peak Tower ada yang namanya Sky Terrace dengan ketinggian 428 m di atas permukaan laut.
At Sky Terrace, The Peak

Claimed  to be the highest viewing terrace in Hongkong, di situ kita (seharusnya) bisa melihat pemandangan indah Hongkong skycrappers, 360-degrees accross HK. Naahh, a little tips when visiting The Peak, pastikan dulu mengenai kondisi cuaca di atas, berkabut atau gak. Percuma juga kalau sudah naik ke atas tau-tau berkabut tebal jadi ga bisa lihat apa-apa. Tapi kalau mau sedikit menipu diri sih, ada jasa photo editing yang memotret kita di Sky Terrace dan meski kondisi cuaca seburuk apapun foto tersebut akan diedit dan menampilkan latar belakang pemandangan yang baguusss banget...

The real  condition:
Sok-sokan doang ini mah, mau lihat apaaa kabut semuaa...hahahaha
Voilaaaa...hasil editannya jadi seperti ini...:)))
Foto hasil editan, lumayan mahal tapi mau karena patungan rame-rame :D

Selain tiket Madame Tussaud, aku Denoy dan Maya juga membeli tiket Ferry ke Macau melalui hotel, yang ternyata amat sangat membantu karena kalau kami beli setibanya di Ferry terminal, besar kemungkinan kami akan ditipu calo. Kenyataannya memang nyaris, karena kami ditawarkan tiket oleh seseorang petugas dengan harga yang hampir 2 kali lipat daripada harga tiket yang kami beli di hotel.
Ditempel di tembok ruangan receptionist hotel

Oke, info singkat lainnya tentang HK trip --> 
* Kalau suka barang-barang branded seperti Kate Spade, Coach, Prada, dll, kayaknya cocok jalan-jalan ke Citygate Mall di Tung Chung. Di mall ini hampir semua outlet-nya adalah high-end brands tapi dengan all year-round discount bisa sampai 30 %. Tapi kalau bukan termasuk orang yang mau spending money jutajutaan untuk 1 tas/sepatu dll, rasanya bisa mati gaya di mall ini, udah posisinya jauh banget di ujung berung, di Tung Chung ga ada mall lain selain Citygate (CMIIW). Kecuali kalau niatnya mau sekalian ke Giant Buddha di Ngong Ping yang posisinya ga jauh.

* In contrary, kalau sukanya belanja macam di ITC berarti mungkin lebih cocok hunting ke Argyle Center di Mongkok. Kalau ga salah bisa naik MRT turun di Mongkok station, tapi untuk lebih pastinya sila googling (so sorry completely forgot the details already). Barang-barangnya lucu, harganya juga murah. Bisa bikin kalap lah...

* Setibanya di airport HK lebih baik beli Octopus Card, yang sangat praktis bagi turis. Bisa digunakan untuk bayar hampir apa aja, mulai dari MRT sampai bertransaksi di Seven Eleven beli popmie (secara cari makanan halal di HK susah banget, hiks). Tapi kalau masih ada kelebihan saldo dan mau refund, jangan lupa refund di luar airport. Begitu masuk airport sudah ga ada tempat buat refund. Aku kemarin hangus berapa dollar tuh padahal kan lumayan bisa buat beli apa kek gitu....huhuhu

*Free International Roaming selama 3 hari untuk Pengguna XL, asal sudah mengaktivasi full service BIS sebelum berangkat, lumayan bisa tetap BBMan dan browsing. Tapi jangan khawatir, wifi di HK ga susah, bahkan di setiap MRT station ada wifi kok.

*Buat teman-teman Muslim, wajib ke Masjid Ammar and Osman Ramju Saddick Islamic Center di daerah Wanchai, Causeway Bay. Di atasnya masjid ada restoran halal yang menjual dim sum dan makanan berat lainnya bernuansa oriental, dan rasanya pun enak.

Restoran, di lantai atas Masjid Ammar,, ruameee...

 Daerah Causeway Bay terkenal sebagai tempatnya para TKW asal Indonesia ngumpul. Jadi pas lagi asik ngobrol di tram menuju Causeway Bay, kami ditegur mbak-mbak dan rasanya seneeeng banget menerima keramahan orang kita di tengah-tengah orang HK yang rata-rata jutek dan sama sekali ga helpful (beware of this, people! hahaha)...Mbak itu juga yang ngasih petunjuk arah yang lebih praktis ke Masjid, karena posisinya agak jauh dari tempat berhentinya tram. Dan resto itu betul-betul oase! *agak lebay dikit, abisnya nemu makanan halal susah banget kemaren tuhh*

So, kalau ada yang nanya, mau ga balik lagi ke HK? Jawabannyaaaa.... hmmm ... masih ragu-ragu...hahahha...Kalau ditanya pas baru pulang sih pasti aku jawab "GA MAU!" ... Ntah lagi apes atau apa, banyak kejadian yang ga menyenangkan selama di HK waktu itu. Terutama sih karena tipikal orang HK yang ga ramah, jutek dan ga helpful itu tadi. Tapi kalau sekarang, mungkin ada sedikit keinginan untuk balik lagi walaupun bukan dalam waktu dekat, karena sebetulnya masih banyak tempat yang (katanya) asik buat dikunjungin. Ya kalau ada yang mau sponsorin boleh lah, tapi kalau bayar sendiri ya ntar-ntar aja deh! Hahahaha...

More posts coming up! See you soon, thanks for reading ;)