Senin, 25 Februari 2013

why share your trip story on blog?

Biasanya sebelum travelling ke suatu tempat, apalagi kalau pergi ke tempat yang sama sekali asing, saya dan suami suka cari informasi dulu sebanyak-banyaknya. Googling, browsing situs-situs wisata, dan baca cerita-cerita di blog orang. And usually, it helped us a lot. Suami saya memang lebih suka pergi dengan persiapan dan itinerary yang jelas, daripada ribet nanti disananya. Walaupun pasti ada aja sih yang ga sesuai rencana, but that's okay.
Segala cerita perjalanan mulai dari penginapan yang direkomendasikan atau gak, di sana naik apa, ada angkutan umum atau lebih baik sewa kendaraan, tempat mana aja yang menarik untuk dikunjungi, apa makanan yang enak dan wajib dicoba, semua bisa saya temukan di blog-blog orang lain. Makanya, saya jadi pingin banget bisa melakukan hal yang sama: bercerita di blog. Setiap orang pasti punya pengalaman dan kesan masing-masing terhadap tempat yang pernah dikunjungi, itu yang saya ingin bagi ke orang-orang yang (mungkin kebetulan) baca blog ini. Sekaligus ajang untuk memuat foto-foto dong pastinya, hahaa..

Hmm, tapi sebetulnya seberapa penting sih kita mendokumentasikan momen-momen perjalanan kita melalui foto? Ada juga loh, orang yang terlalu sibuk berfoto (baik foto pemandangan, spot yang oke di suatu tempat wisata, maupun foto diri), sehingga malah gak menikmati momen itu sendiri. Memang kalau bisa setidaknya ada beberapa foto yang bisa bercerita tentang perjalanan kita. Paling gak, foto itu bisa dipakai untuk manas-manasin teman supaya dia pergi juga hahaa..Tapi yang paling penting sih, kita nikmati dulu momennya. Secanggih apa pun kamera yang kita bawa, tetap mata kita yang paling hebat dalam merekam semua kejadian. Kecualiii,,, kalau tujuannya adalah mau hunting foto, ya lain lagi ceritanya :D

Pernah baca tapi lupa sumbernya dari mana, sebagai orang yang suka travelling atau bertualang di alam harus punya prinsip..

"Jangan ambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak." 

Kalau semua orang menerapkan ini, dijamin ga ada pantai atau tempat wisata manapun di negeri ini yang dikotori oleh sampah bekas kemasan makanan ringan atau botol air mineral. 

Let's travel more, shall we? ;)

Minggu, 24 Februari 2013

Belitung Trip

Malam ini saya iseng buka-buka foto lama yang tersimpan di laptop.
Satu persatu folder saya  buka. Saya jadi senyam-senyum sendiri. Rata-rata isinya adalah foto-foto waktu lagi ngetrip :D

Jadi saya tuh orangnya memang suka banget jalan-jalan, kebetulan dapet jodoh kok hobinya sama. :D Pergi ke tempat-tempat baru yang belum pernah kami kunjungi, menikmati pemandangan alam ciptaan Tuhan yang indah, mencicipi makanan khas, dan bertemu orang-orang baru selama perjalanan. Destinasinya bisa kemana aja, tapi favorit kami adalah pantai. Buat saya, ada sesuatu yang magis di setiap deburan ombak. Suaranya saat menyentuh pasir, warnanya yang biru bercampur turqoise, selalu bikin saya dan suami kangen.

Terakhir jalan-jalan ke pantai pas long weekend Natal kemarin, 22-25 Desember 2012. Saya, suami dan temen-temen kantornya pergi ke Belitung rame-rame bertujuh. Yang bikin perjalanan ini lebih seru asik dan menantang adalah, kami pergi dan pulang naik kapal, bukan naik pesawat. Lebih murah sih, cuma cukup melelahkan juga karena perjalanannya panjang. Ga ada kapal yang langsung ke Tanjung Pandan tapi harus melipir dulu ke Bangka. Berangkat dari Palembang jam 7 pagi naik kapal cepat Ekspress Bahari via Pelabuhan Boom Baru. Sampai di Muntok sekitar jam 11, langsung nyambung naik mobil jemputan dari Ekspress Bahari juga, sekitar 2 jam perjalanan ke Pelabuhan Pangkal Balam di Pangkal Pinang. Dari situ lanjut naik kapal Ekspress Bahari lagi menuju Tanjung Pandan, baru merapat ke pelabuhan menjelang maghrib.
Di awal perjalanan, tensi cukup tinggi juga nih..karena tempat duduk kami sudah ditempati orang. Banyak orang yang duduk sembarangan ga sesuai nomor yang tertera pada tiket. Plus waktu itu long weekend jd memang ruame banget, tapi akhirnya setelah petugas turun tangan semuanya beres :D..
Kelas Executive Kapal Cepat Ekspress Bahari
Tuuh..rame kan... Saya mantep di kursi jadi ga tau gimana kondisi kelas ekonomi atau VIP..Perjalanan relatif aman lancar, ombak juga bersahabat.
Kebetulan perjalanan ini cukup ngirit. Kami ga keluar uang untuk penginapan, karena numpang menginap di rumah teman kantor hihihi..Jadi ga bisa kasih rekomendasi penginapan deh. Malam pertama di Tanjung Pandan kami makan malam di salah satu rumah makan di tepi pantai Tanjung Pendam.  Pantai ini bisa dibilang terletak di pusat kota Tanjung Pandan, tapi karena kesana malam hari ya ga kelihatan apa-apa. Kebanyakan rumah makan di situ menunya berbau seafood, dan kami ga tau mana yang enak..Akhirnya kami pilih aja tempat makan yang paling ramai pengunjungnya hehe.. Dari situ tinggal jalan kaki sedikit ada hotel bintang 4, namanya Grand Hatika Hotel.

Besoknya pagi-pagi tujuan pertama adalah Pantai Tanjung Kelayang. Dari sini kita bisa menyeberang ke Pulau Lengkuas dengan menyewa perahu, sekitar 300-400ribu/perahu tergantung nego :D Kami nyaris ga dapat perahu saking ramenya, rata-rata perahu sudah disewa orang. Sebetulnya kalaupun ga dapet perahu untuk nyebrang ke pulau Lengkuas, jalan-jalan di situ menyenangkan juga kok secara pantainya baguuss, pasirnya putih bersih.. foto ini ga diedit loh..

TanjungKelayang
Nah di sana ada rumah makan yang juga menyewakan alat snorkel dan pelampung. Jadi yang ga punya alat snorkel ga perlu khawatir..Okaayy berangkat kita ke Pulau Lengkuas, yeeeay..
Ga lama kok, kurang dari 30 menit kami sudah mendarat di P. Lengkuas, yang jadi salah satu ikon pariwisata yang paling terkenal di Belitung. Di pulau itu ada mercu suar tua yang dibangun pada zaman Belanda, tahun 1882. Kalau sudah menjejakkan kaki di Lengkuas, sayang kalau ga masuk dan naik ke atas mercu suar. Setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 5.000,-. Katanya sih tingginya sekitar 12 lantai, jadi cukup ngos-ngosan juga :D..Tapi semua itu terbayar dengan pemandangan indah dari atas mercu suar. Dan pastinya bagus banget buat foto-foto hehehe..
View dari atas Mercu Suar Pulau Lengkuas

Di sekitar pantai banyak banget batu-batu berukuran xtra large, mirip kayak di Pantai Parai Bangka..Tapi kalo saya sih jauh lebih suka pantai-pantai di Belitung.
Naahh ini teman seperjalanan saya yang gokil dan membuat trip ini jadi sangat memorable
Setelah puas mengeksplor pulau, kami berangkat lagi ke tengah laut untuk snorkeling...woohooo..Pemandangan bawah lautnya bagus dan airnya cukup jernih, asik lah pokoknya. Lalu kami dibawa ke perairan habitat bintang laut, ada banyaak banget dan disitu dangkal jadi mudah kalo mau ambil bintang lautnya..Tapi jangan dibawa pulang yah, kasian nanti ibunya nyariin..
Abis difoto, bintang lautnya dicemplungin lagi kok :D
Puas main-main di laut kami balik lagi ke Tanjung Kelayang. Cuaca juga semakin mendung, dan kami semua sudah pada kelaperan.
Terlepas dari berita ga enak yang lagi menimpa Andrea Hirata saat ini, ga bisa dipungkiri ia berjasa bagi kampung halamannya. Di seantero Belitung ini ada jejak-jejak Laskar Pelangi. Adanya novel dan film tersebut sepertinya cukup sukses mendongkrak perekonomian di Belitung, dan makin banyak orang tertarik untuk pergi melancong kesana. Di tempat syutingnya di pantai Tanjung Tinggi bahkan dibuat monumennya.
Meet my lovely friend, Niken ;)
Di Tanjung Tinggi ini juga banyak tempat makan, dan kami beruntung banget karena secara random milih tempat makan dan dapet yang enak dan muraahh! Cumi, ikan dan kepitingnya segeerr banget, eh tapi kata suami sih itu bukan kepiting tapi rajungan. Terus dari situ kami lanjut ke Gantong, pingin lihat SD Muhammadiyah tempat Lintang sekolah. Gantong terletak di Kab. Manggar, di bagian timur Belitung. Ternyata jauh juga yah, hampir 2 jam naik mobil dan nyampe disana udah malem. 
Rasanya ga afdol dongg kalo ke Belitung ga ngopi di warung kopi. Seperti yang diceritakan dalam novel Laskar Pelangi, budaya ngopi di Belitung kental sekali. Padahal katanya sih di Belitung ga ada kebun kopi, kopinya ekspor dari Lampung :D Akhirnya jadilah kami mampir ke warung kopi di pinggir jalan di Manggar. Pemiliknya suami istri yang ramah banget. Selain menjual kopi ada cemilannya juga, macam pisang, tahu, dan tempe goreng. Enaakk...
Kopi item atau kopi susu? up to you..:D
Okaayy berakhir sudah jalan-jalan kami di Belitung karena besok paginya kami sudah harus kembali melanjutkan perjalanan ke Bangka, sebelum pulang ke Palembang. Cerita di Bangka ga kalah seru lhooo tapi dilanjutkan di postingan berikutnya yahh..

Selasa, 19 Februari 2013

Menggilas Jalanan Palembang

Sudah hampir 3 tahun saya menetap di kota ini. Sampe sekarang, masih aja kesulitan untuk bisa memahami cara orang sini bawa kendaraan di jalan. 
Jamin deh, pendatang baru terutama yang berasal dari Jakarta dan terbiasa bawa kendaraan -entah mobil atau motor-, pasti merasa kaget waktu awal-awal bawa kendaraan di sini.

Pertama, kebanyakan orang Palembang sering banget bawa kendaraan dengan kecepatan rendah di JALUR KANAN. It's so stressful. Ga ngerti apa ya, kalo mau jalan pelan tuh di kiri, helooww..Di Jakarta, orang kayak gitu pasti udah dihujani teriakan klakson sama kendaraan di belakangnya supaya minggir. Kalo orang sini ga ngaruh! Pernah suatu kali pagi-pagi ketemu orang kayak gitu, diklakson, dia malah kasih gerakan dengan tangannya yang mengisyaratkan mobilku aja yang minggir nyalip dia! Hebat kan..? Hahahah (-_-')

Terus, pada dasarnya orang sini emang sukanya bawa mobil pelan-pelan. Orang di Jakarta kan terbiasa sigap yah bawa mobil, berpacu dengan waktu dan kemacetan gitu loh. Kalo orang sini mah santai,,lazy sunday driver lah rata-rata. Padahal di luar negeri, bukan mobil yang ngebut aja yang bisa ditilang, yang jalannya terlalu pelan juga. Kan ada aturannya kecepatan minimal dan maksimal di jalan tapi di sini ya gitu deh. 

Kalo masalah nerobos lampu merah sih dimana-mana sama yah. Heran juga sih, susah banget kayaknya nunggu berapa detik doang. Apa dengan beberapa detik itu bisa membuat sampe tujuan 1 jam lebih cepat?? Taat sama rambu lalu lintas itu salah satu cara kita menghargai diri sendiri juga sih, menunjukkan kalo kita tuh bukan orang primitif yang masih tinggal di hutan tanpa kenal aturan. Lah kalo nonton NatGeo, orang di hutan aja ada adat budaya kok masa kita yang tinggal di kota lebih bar-bar?

Satu hal lagi yang bikin saya emosi tingkat tinggi disini biasanya soal parkir. Bukan sekali dua kali nemu orang yang dengan sangat pintarnya parkir mobil merugikan orang lain. Bayangin, mal di akhir pekan kan rame banget tuh biasanya. Ntar ada aja nih orang yang markir mobilnya terlalu jauh sama mobil sebelah, sehingga yang harusnya bisa untuk 3 mobil jadi cuma bisa muat untuk 2 mobil. UGHH..! 

Menurutku sih, negara maju bukan ditandai dengan penduduknya yang mampu beli kendaraan mewah atau mahal. Tapi, gimana ketertiban dan kedisiplinannya saat berkendara di jalan. Ga usah jauh-jauh yah, coba aja liat negara tetangga. Di sana, pejalan kaki aja dihormati banget haknya. Kalo di jalan besar kita emang ga bisa nyebrang jalan sembarangan, tapi kalo mau nyebrang di jalan kecil dan pas ada mobil, mobil itu pasti berhenti dulu. Setelah kita nyebrang baru dia jalan lagi. Kalo disini, orang bisa nyebrang karena nunggu jalanan sepi dulu, atau pas lampu merah. Amat jarang mobil mau berhenti buat ngasih jalan orang nyebrang, seolah-olah ngasih jalan tuh haram hukumnya, yang penting gue dulu lewat. 

Well i'm not a perfect driver nor a saint, pernah juga khilaf dan melanggar aturan. Tapi untungnya pasangan hidup saya adalah orang yang bisa kasih contoh baik. Salah satu prinsipnya yang beda sama orang kebanyakan: "Lampu kuning itu tandanya harus nginjek rem, bukan malah nginjek gas!" Haha, that's one of million other reasons that makes me love him. ;)